Sabtu, 12 Februari 2011

judul penelitian

Pengaruh recovery aktif dan recovery pasif terhadap penurunan kadar CK (enzyme creatine kinase) pada Cabang Atletik Nomor Lari Jarak Jauh DKI Jakarta
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah.
Olahraga sangat bermanfaat bagi kesehatan tubuh. Dengan berolahraga metabolisme tubuh menjadi lancar sehingga distribusi dan penyerapan nutrisi dalam tubuh menjadi lebih efektif dan efisien. Olahraga merupakan keperluan dalam kehidupan kita, apalagi bagi yang ingin meningkatkan kesehatannya.
Kebanyakan orang latihan untuk manfaat yang mereka dapatkan dari latihan mereka: olahraga dapat meningkatkan kinerja, ketahanan yang lebih baik, lemak tubuh kurang, tambah dan bahkan hanya merasa lebih baik. Dalam rangka mempertahankan latihan rutin sangat penting untuk pulih sepenuhnya setelah latihan. Pemulihan merupakan bagian penting dari latihan rutin. Hal ini memungkinkan atlet untuk melatih lebih sering dan melatih lebih keras sehingga atlet mendapatkan lebih banyak dari pelatihannya.
Akan tetapi, ketika berlatih, kita memberikan stress ke otot kita. Robekan-robekan super kecil di dalam otot akan terjadi, dan ketika kita beristirahat, badan kita akan memperbaiki robekan-robekan ini dan otot di tubuh kita akan menjadi kuat. Proses ini akan berulang-ulang terus dan kita akan mendekati tujuan dari latihan kita. Maka dari itu, istirahat dan nutrisi yang lengkap sama pentingnya dengan latihan itu sendiri.
Selama pelatihan dan kompetisi, system energy tubuh dapat menjadi lemah untuk pencapaian performa atlet dan kapasistas kerja dimasa depan. Kecuali jika tubuh pulih dengan cepat, mungkin atlet tidak bias berlatih secara cukup, mampu melaksanakan beban latihan yang diprogramkan atau mencapai sasaran yang diharapkan.
Banyak atlet berlatih terlalu keras dan terlalu lama. Over training terjadi ketika otot tidak diberi waktu recovery/pemulihan yang diperlukan. Semua orang ingin berada di puncak pada saat kompetisi. Sayangnya keinginan untuk meningkatkan sering mengakibatkan overtraining. Jika otot tidak mendapatkan waktu recovery/pemulihan yang cukup, mereka tidak akan kembali kuat (overtraining), latihan yang terlalu sering menyebabkan cedera. Ditemukan CK (enzyme creatine kinase) tinggi yang disebabkan overtraining, dan didapat karena jaringan otot yang rusak, kerusakan otot tersebut salah satu indikasi naiknya CK (enzyme creatine kinase), CK (enzyme creatine kinase) yang cukup tinggi dapat merusak ginjal, penyakit jantung, trauma otot, kerusakan otak. Peningkatan CK (enzyme creatine kinase) merupakan indikasi terjadinya kerusakan otot (yang disebabkan dari overtraining). Di sisi lain, jika hasil tes menunjukkan bahwa tingkat creatine kinase beredar dalam darah lebih tinggi daripada dalam kondisi normal, maka kemungkinan bahwa tubuh manusia yang bersangkutan telah mengalami kerusakan pada otot (indikasi terjadi cedera).
Variabilitas individual di antara para atlet dapat dipahami oleh tingkat serum CK (enzyme creatine kinase). Atlet yang melakukan latihan ringan, untuk setiap bentuk latihan fisiknya ditemukan memiliki tingkat rendah CK (enzyme creatine kinase). Jelas, atlet yang melakukan latihan tinggi untuk setiap bentuk pelatihan fisiknya, memiliki kadar CK (enzyme creatine kinase) yang tinggi.
Pengukuran suatu tingkat enzim dalam darah telah digunakan untuk mendiagnosa overtraining, CK (enzyme creatine kinase), LDH dan SGOT yang penting dalam produksi energi otot, tapi umumnya terdapat didalam sel, kehadiran di enzim ini dalam darah menandai beberapa kerusakan atau perubahan struktural dalam membran otot. Dengan pelatihan yang berat, enzim tersebut meningkat dua sampai sepuluh kali di atas tingkat normal.
CK (enzyme creatine kinase) yang tinggi salah satu indicator terjadinya kerusakan otot, melalui aktivitas yang tinggi, salah satu untuk mengurangi kerusakan otot dengan cara recovery.
Menurut Roger, Stull dan Apple dalam Buku Training Distance Runners CK (enzyme creatine kinase) akan muncul di aliran darah, akibat dari trauma otot , tersendatnya peredaran darah atau kelelahan (selama dan mengikuti lomba maraton).
Kerusakan pada jaringan otot atau kerusakan terhadap komponen otot, ternyata terdapat CK, Mioglobin, dan Troponin 1, penanda kerusakan otot spesifik serat otot.
Berlari selama 30 menit menghasilkan DOMS (Delayed-Onset Muscle Sorreness) setelah latihan, meningkat kadar serum mioglobin dan enzim ck pada otot tertentu,penanda umum dari cedera otot.
Menurut Dressendorfer, Wade, Scwane, Johnson, vandenooker dan Amstrong (1983) dalam buku Training Distance Runners menyatakan bahwa adanya hubungan yang positif antara kadar CK (enzyme creatine kinase) terhadap kerusakan otot.
khususnya untuk pelari jarak jauh , pengukuran tingkat serum CK (enzyme creatine kinase) dapat berfungsi sebagai penanda untuk pelatihan berlebihan (overtraining) atau stres kompetitif, menunjukkan kebutuhan pengurangan dan peningkatan penggunaan modalitas terapi yang tepat untuk meningkatkan pemulihan.
Menurut Schwane dalam buku Training Distance Runner kadar enzyme CK (enzyme creatine kinase) dapat meningkat dua kali lebih besar, baik medan yang menurun maupun menanjak.
Dengan pemulihan yang benar dapat melindungi terhadap kerusakan otot yang diakibatkan latihan yang intens.

Pemulihan setelah latihan sangat penting untuk memperbaiki otot dan jaringan dan membangun kekuatan. Hal ini bahkan lebih penting setelah sesi latihan beban berat. otot membutuhkan di mana saja dari 24 hingga 48 jam untuk memperbaiki dan membangun kembali, dan bekerja lagi terlalu cepat hanya mengakibatkan kerusakan jaringan, bukan membangun otot kembali. Pemulihan adalah salah satu cara terbaik untuk memulihkan (atau menyembuhkan) cedera dan ini juga bekerja setelah latihan keras.
Permasalahannya yaitu bagaimana CK dapat menurun? Dan untuk menurunkan kadar enzyme creatine kinase, salah satu caranya dengan recovery/pemulihan, baik recovery aktif dan recovery aktif.



B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka dapat diidentifikasikan beberapa masalah sebagai berikut :
1. Apakah terdapat pengaruh recovery aktif terhadap penurunan kadar CK (enzyme creatine kinase) pada Cabang Atletik Nomor Lari Jarak Jauh DKI Jakarta?.
2. Apakah terdapat pengaruh recovery pasif terhadap penurunan kadar CK (enzyme creatine kinase) pada Cabang Atletik Nomor Lari Jarak Jauh DKI Jakarta ?
3. Apakah terdapat pengaruh recovery aktif dan recovery pasif terhadap penurunan kadar CK (enzyme creatine kinase) pada Cabang Atletik Nomor Lari Jarak Jauh DKI Jakarta?.
4. Apakah salah satu peningkatan kadar CK (enzyme creatine kinase) disebabkan oleh Overtraining pada Cabang Atletik Nomor Lari Jarak Jauh DKI Jakarta?.
5. Apakah kadar CK (enzyme creatine kinase) sebagai salah satu indicator rusaknya jaringan otot (cedera) pada Cabang Atletik Nomor Lari Jarak Jauh DKI Jakarta?.
6. bagaimana CK (enzyme creatine kinase) dapat menurun pada Cabang Atletik Nomor Lari Jarak Jauh DKI Jakarta?.


C. Pembatasan Masalah.
Masalah dalam penelitian ini dilihat dari faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya penurunan kadar CK (enzyme creatine kinase). Namun tidak semua faktor-faktor yang menyebabkan penurunan kadar CK (enzyme creatine kinase) akan diteliti, karena keterbatasan biaya, waktu dan kemampuan, sehingga perlu adanya pembatasan dalam penelitian ini.
Untuk itu peneliti membatasi penelitian dengan tiga variabel saja yang terdiri dari dua variabel eksogen dan satu variabel endogen. Variabel eksogen (bebas) terdiri dari recovery aktif dan recovery pasif. Variabel endogen (terikat) terdiri penurunan kadar CK (enzyme creatine kinase) pada Cabang Atletik Nomor Lari Jarak Jauh DKI JAYA.
Agar permasalahan tersebut tidak terlalu meluas, maka permasalahan hanya dibatasi pada pengaruh recovery aktif dan recovery pasif terhadap penurunan kadar CK (enzyme creatine kinase) pada Cabang Atletik Nomor Lari Jarak Jauh DKI Jakarta.

D. Perumusan Masalah.
1. Apakah terdapat pengaruh recovery aktif terhadap penurunan kadar CK (enzyme creatine kinase) pada Cabang Atletik Nomor Lari Jarak Jauh DKI Jakarta?.
2. Apakah terdapat pengaruh recovery pasif terhadap penurunan kadar CK (enzyme creatine kinase) pada Cabang Atletik Nomor Lari Jarak Jauh DKI Jakarta?.
3. Apakah terdapat pengaruh recovery aktif dan recovery pasif terhadap penurunan kadar CK (enzyme creatine kinase) pada Cabang Atletik Nomor Lari Jarak Jauh DKI Jakarta?.

E. Kegunaan Penelitian.
Pada akhirnya hasil penelitian ini diharapkan dapat berguna untuk :
1. Memperoleh data empiris tentang pengaruh recovery aktif dan recovery pasif terhadap penurunan kadar CK (enzym creatine kinase) pada Cabang Atletik Nomor Lari Jarak Jauh DKI Jakarta.
2. Sebagai bahan informasi bagi atlet dan pelatih betapa pentingnya untuk melakukan recovery setelah latihan, khususnya untuk menurunkan kadar enzym creatine kinase.
3. Sebagai sumber pengetahuan yang bermanfaat bagi masyarakat olahraga, terutama tentang enzim creatine kinase.
BAB II
KAJIAN TEORI, KERANGKA BERPIKIR DAN
PENGAJUAN HIPOTESIS
A. Deskripsi Teori .
1. Enzyme Creatine Kinase.
Enzyme Creatine Kinase adalah enzim yang mengkatalisator reaksi sumber energi. Enzyme Creatine Kinase akan meningkat jika latihan berat, tidak hanya Enzyme Creatine Kinase yang akan meningkat,enzim-enzim yang lainpun akan ikut meningkat seperti Actin, Myosin, ATP, Creatinephospate dan Myokinase.
Enzyme Creatine Kinase adalah salah satu enzim yang menandai/menyertai terjadinya cedera otot. Enzyme Creatine Kinase adalah enzim-enzim yang mengkatalisator (hidrolysis) sumber energi.
Enzyme Creatine Kinase juga kenal sebagai isoenzim, enzyme ini terdapat pada otot rangka.
Enzyme Creatine Kinase adalah suatu senyawa yang kaya energi khususnya di jaringan otot.
Sedangkan menurut pendapat lain Enzyme Creatine Kinase adalah produk alami yang dihasilkan dari metabolisme otot. Dengan latihan intensitas yang tinggi akan menyebabkan kerusakan pada jaringan otot, yang akan meningkatkan kadar enzim myoglobin dan Enzyme Creatine Kinase, seperti lari jarak jauh, dan Enzyme Creatine Kinase akan turun dengan latihan recovery.
Creatina kinase (bahasa Inggris: creatine kinase, creatine phosphokinase, phospho-creatine kinase, CPK, CK) yang merupakan enzim yang dihasilkan dari berbagai jaringan di tubuh. Kreatina kinase juga sering disebut sebagai kreatinina kinase.
Enzyme Creatine Kinase adalah enzim yang mengkatalisator reaksi sumber energi, interaksi antara CP+ADP→C+ATP.
Jadi enzim creatine kinase adalah enzim yang yang mengkatalisator sumber energy dan kaya akan sumber energy di jaringan otot, serta enzim ini juga salah satu indikator yang menandai atau menyertai cedera pada otot.

2. Recovery Aktif.
Recovery aktif adalah latihan dengan intensitas rendah atau ringan. Sedangkan menurut pendapat lain recovery aktif yaitu latihan dengan intensitas sedang. Menurut pendapat lain Recovery Aktif yaitu latihan dengan intensitas ringan.
Recovery aktif Yaitu latihan yang terprogram dengan intensitas ringan. Recovery aktif yaitu latihan atau permainan dengan intensitas ringan.

Jadi Recovery aktif yaitu suatu aktifitas fisik , latihan, permainan rendah atau ringan yang terprogram.
pemulihan aktif (Recovery) mengacu pada pemulihan dari latihan menggunakan intensitas kegiatan rendah., Misalnya, selama latihan interval atau pelatihan fartlek , Anda akan akan berlari untuk jarak tertentu kemudian berjalan untuk pulih. Pemulihan ini aktif membantu membersihkan otot-otot dari asam laktat dan enzim creatine kinase, yang menyebabkan rasa sakit dan kelelahan.
Pemulihan aktif dapat:
• Bantuan nyeri otot Anda untuk pergi lebih cepat
• Membantu otot Anda memulihkan dan memperbaiki jaringan yang rusak.
• Meningkatkan pemulihan psikologis / mental.
• Meningkatkan relaksasi mental dan fisik.



3. Recovery Passive.
Recovery Passive yaitu latihan yang tidak melibatkan aktifitas/duduk diam (sat quietly exercise). Sedangkan menurut pendapat lain Recovery Passive yaitu aktifitas fisik diam (rest physical activity). Recovery passive yaitu aktifitas fisik diam (rest physical activity).
Recovery passive yaitu aktifitas fisik diam/istirahat total (rest total physical activity). Recovery Passive yaitu tidak melakukan latihan aktifitas fisik. Recovery passive yaitu istirahat/diam tanpa melakukan aktifitas apa-apa (sleep exercise). Recovery passive yaitu tidak melakukan latihan aktifitas fisik (rest exercise).
Jadi recovery passive yaitu suatu aktifitas fisik tanpa adanya aktifitas fisik, yaitu diam, istirahat total (duduk, terlentang, tidur).
Sementara Passive Recovery akan dianggap duduk, berbaring atau terlentang , atau bahkan hanya berdiri. Passive Recovery berdiam diri tanpa melakukan aktivitas apa-apa, peregangan. beberapa definisi Pasif istirahat harus cukup mudah dipahami, pada hari dimana istirahat pasif , anda tidak melakukan apapun.. Beberapa mungkin mengizinkan sesuatu seperti jalan cepat. Tapi pada dasarnya tidak Melakukannya apa-apa, santai.
Pengaruh pemulihan pasif, terhadap otot (kelelahan otot) agar dapat pulih kembali seperti semula. Prinsip dari pemulihan pasif, yaitu hampir sama dengan pemulihan aktif, yaitu mengembalikan lagi kondisi fisik seseorang agar seperti semula, menghilangkan kadar asam laktat,menurunkan kadar enzim creatine kinase, serta memperbaiki kerusakan-kerusakan kecil pada otot (microtear).
4. Lari jarak jauh.
Lari jarak jauh adalah lari yang harus dilakukan atau ditempuh antara 4-5 keliling stadion. Menurut pendapat lain lari jarak jauh yaitu Lari 5000 m dan lari 10000 m adalah lari yang dilaksanakan dalam track dan masing-masing pelari harus melintasi garis start dan lari marathon yaitu lari yang dilaksanakan dijalan raya dengan menempuh jarak 42.195 km, start dilakukan dalam lintasan atau track dan pada saat memasuki finish pelari harus keliling lintasan atau track satu kali sampai garis finish.
Lari jarak jauh yaitu Lari Maraton adalah nomor lari dalam cabang atletik yang menempuh jarak 42,195 kilometer (26 mil dan 385 yard). Lomba lari jarak jauh ini biasanya dilaksanakan di jalan raya.
Jadi lari jarak jauh yaitu suatu aktifitas fisik, latihan yang menempuh jarak 42.195 kilometer, dan dilakukan dijalan raya.

B. Kerangka Berpikir.
1. Pengaruh Recovery Aktif terhadap penurunan kadar Enzyme Creatine Kinase.
Recovery aktif adalah latihan dengan intensitas rendah atau ringan. Recovery aktif biasanya dilakukan dengan jalan kaki, peregangan,jogging dan bahkan berenang.
Enzyme Creatine Kinase adalah produk alami yang dihasilkan dari metabolisme otot. Dengan latihan intensitas yang tinggi akan menyebabkan kerusakan pada jaringan otot, yang akan meningkatkan kadar enzim myoglobin dan Enzyme Creatine Kinase, seperti lari jarak jauh, dan Enzyme Creatine Kinase akan turun dengan latihan recovery.
Terdapat pengaruh recovery aktif terhadap penurunan kadar enzyme creatine kinase.
2. Pengaruh Recovery passive terhadap penurunan kadar Enzyme Creatine Kinase.
Recovery Passive yaitu latihan yang tidak melibatkan aktifitas/duduk diam (sat quietly exercise).
Creatine kinase (CK) tingkat tergantung pada usia, jenis kelamin, ras, massa otot, aktivitas fisik dan kondisi iklim. Tingginya kadar CK serum pada subyek sehat tampaknya mungkin berkorelasi dengan status pelatihan fisik, karena tergantung pada kerusakan sarcomeric: latihan berat yang merusak sel otot rangka CK (Creatine kinase) hasil total serum meningkat. Selama latihan serum enzim CK (Creatine kinase) akan meningkat, latihan berkepanjangan seperti lari marathon, berjalan atau latihan berat lainnya, yang meliputi kontraksi eksentrik otot. Aktivitas Total CK (Creatine kinase) serum meningkat secara bermakna selama 24 jam setelah latihan , ketika recovery sisanya, secara bertahap kembali ke tingkat dasar. peningkatan kadar CK serum terus-menerus kadang-kadang ditemui dalam individu yang sehat dan juga nyata meningkat pada tahap pra-klinis penyakit otot (cedera).
Terdapat pengaruh recovery pasif terhadap penurunan kadar enzyme creatine kinase.

3. Pengaruh Recovery Aktif dan Recovery Pasif terhadap penurunan kadar Enzyme Creatine Kinase.
Tinggi kadar serum CK (Creatine kinase) pada atlet, tanpa ada faktor predisposisi lebih lanjut harus melalui hasil pemeriksaan diagnostik penuh dengan khusus sehubungan dengan tanda-tanda kelemahan otot atau tanda-tanda lain yang sederhana, baik atlet dan subjek yang lain, tidak selalu segera jelas. Tanda-tanda ini mengindikasikan adanya penyakit otot subklinis, yang beban pelatihan dapat bukti melalui timbulnya kelelahan mendalam. Hal ini mungkin aman untuk atlet berkonsultasi dengan tepat, diduga untuk terus melakukan kegiatan fisik pada intensitas lebih rendah, sehingga dapat mencegah kerusakan otot dari latihan intensitas tinggi dan memungkinkan pemulihan yang cukup untuk mendukung pemulihan yang memadai.
Terdapat pengaruh Recovery Aktif dan recovery pasif terhadap penurunan kadar enzyme creatine kinase.

C. Pengajuan Hipotesis Penelitian.
1. Terdapat pengaruh recovery aktif terhadap penurunan kadar CK (enzyme creatine kinase) pada Cabang Atletik Nomor Lari Jarak Jauh DKI Jakarta?.
2. Terdapat pengaruh recovery pasif terhadap penurunan kadar CK (enzyme creatine kinase) pada Cabang Atletik Nomor Lari Jarak Jauh DKI Jakarta?.
3. Terdapat pengaruh recovery aktif dan recovery pasif terhadap penurunan kadar CK (enzyme creatine kinase) pada Cabang Atletik Nomor Lari Jarak Jauh DKI Jakarta?.

BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk menguji apakah :
1. Terdapat pengaruh recovery aktif terhadap penurunan kadar CK (enzyme creatine kinase) pada Cabang Atletik Nomor Lari Jarak Jauh DKI Jakarta?.
2. Terdapat pengaruh recovery pasif terhadap penurunan kadar CK (enzyme creatine kinase) pada Cabang Atletik Nomor Lari Jarak Jauh DKI Jakarta?.
3. Terdapat pengaruh recovery aktif dan recovery pasif terhadap penurunan kadar CK (enzyme creatine kinase) pada Cabang Atletik Nomor Lari Jarak Jauh DKI Jakarta?.

B. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat penelitian
Penelitian ini dilakukan di Stadion Madya Senayan,Jln Asia Afrika no 18-19, Senayan Jakarta Pusat.

2. Waktu Penelitian
Waktu penelitian di rencanakan akan dilakukan pada bulan April 2012.

C. Metode Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen. Eksperimen adalah kegiatan yang direncanakan dan dilaksanakan oleh peneliti untuk mengumpulkan data yang ada hubungannya dengan hipotesis.
Metode penelitian ini dengan Teknik observasi dibawah kondisi buatan (Artificial Condition), dimana kondisi tersebut dibuat dan diatur oleh peneliti. Pengambilan data dari dua variebel, yaitu kelompok recovery aktif dan kelompok pasif data yang diambil yaitu data awal dan data akhir, yang akan diteliti mana yang lebih berpengaruh antara recovery aktif (X1) terhadap penurunan kadar enzim CK (Creatine Kinase) (Y) dan recovery pasif (X2) terhadap penurunan kadar CK (enzyme creatine kinase) (Y) pada Cabang Atletik Nomor Lari Jarak Jauh DKI Jakarta.
Desain Penelitian atau rancang bangun penelitian adalah rencana dan struktur penyelidikan yang disusun sedemikian rupa sehingga peneliti akan memperoleh jawaban untuk pertanyaan-pertanyaan penelitiannya.







Keterangan :
P : Populasi.
S : sampel,
T1 : Test awal
A : Recovery Aktif
B : Recovery Pasif
T2 : Test Akhir.
X1 : Kelompok Recovery Aktif
X2 : Kelompok Recovery Pasif.




D. Populasi dan Tehnik Pengambilan Sampel.

a. Populasi
Dalam penelitian ini yang menjadi populasi adalah seluruh atlet atletik Pelatda KONI Provinsi DKI Jakarta sebanyak 30 orang. Populasi terjangkau yaitu atlet atletik nomor lari sebanyak 15 atlet.


b. Sampel
Dari populasi terjangkau yang ada ditarik sampel dengan cara yaitu Teknik pengambilan sampel adalah purposive sampling,untuk menentukan atlet nomor lari jarak jauh yang akan dijadikan sampel. Dengan kriteria yang telah ditentukan oleh peneliti, yaitu sampel yang diambil atlet atletik nomor lari jarak jauh, yaitu sebanyak 4 atlet.

E. Teknik Pengumpulan Data/Instrumen
Teknik pengumpulan data dengan cara metode eksperimen. Sesuai dengan jenis variabel-variabel yang dilibatkan dengan penelitian ini ada 3 (tiga) macam instrument, yaitu
1. Pengambilan enzim creatine kinase di arteri brachialis, yang diteliti di laboratorium.
2. Recovery aktif, dilakukan dengan cara jogging 10 menit.
Jogging berasal dari bahasa Inggris yang artinya bergerak maju dengan setengah berlari, dengan kecepatan yang lebih tinggi dari berjalan biasa dan lebih rendah dari berlari .
Jogging merupakan bentuk berlari atau berjalan pada kecepatan lambat atau santai. Tujuan utamanya adalah untuk meningkatkan kebugaran dengan mengurangi beban tubuh. Jogging sering digunakan oleh pelari sebagai sarana pemulihan aktif selama latihan interval . Para pelari yang baru mungkin telah menyelesaikan pengulangan cepat 400 meter dengan kecepatan mil sub-5-menit, mungkin drop ke kecepatan mil 8 menit untuk waktu lap pemulihan.
3. Recovery pasif, dilakukan dengan cara di massage.
Massage berasal dari bahasa Arab, mass yang berarti menekan, dengan imbuhan age dari bahasa Perancis. Sedangkan kalau di ambil dari bahasa Yahudi Maschesch yang berarti meraba. Yang menggunakan kata massage ialah Lepage, seorang bangsa Perancis pada tahun 1813. Jadi Massage artinya Pijat atau Urut. Massage itu sendiri dibagi 3 (tiga) macam massage yang terdiri dari :
a. Sport Massage, yaitu suatu massage yang ditujukan kepada semua orang yang sehat.
b. Segment Massage, yaitu suatu massage yang bertujuan untuk pengobatan.
c. Cosmetic Massage, suatu massage khusus yang ditujukan untuk pemeliharaan kecantikan.
Kedua latihan recovery aktif maupun recovery pasif, ini juga diambil atau di ukur tekanan darah, denyut nadi serta pernafasannya, yaitu dihitung selama 1 menit (pernafasannya).
A. Tekanan Darah.
Tekanan darah merujuk kepada tekanan yang dialami darah pada pembuluh arteri darah ketika darah di pompa oleh jantung ke seluruh anggota tubuh manusia. Tekanan darah dibuat dengan mengambil dua ukuran dan biasanya diukur seperti berikut - 120 /80 mmHg. Nomor atas (120) menunjukkan tekanan ke atas pembuluh arteri akibat denyutan jantung, dan disebut tekanan sistole. Nomor bawah (80) menunjukkan tekanan saat jantung beristirahat di antara pemompaan, dan disebut tekanan diastole. Saat yang paling baik untuk mengukur tekanan darah adalah saat Anda istirahat dan dalam keadaan duduk atau berbaring.
Prinsip bahwa mendasari pengukuran tekanan darah adalah bahwa aliran darah menghasilkan suara terdeteksi melalui stetoskop. Dalam keadaan normal arteri perifer aliran darah tidak menghasilkan suara sedikit. Namun, jika kita menyempitkan arteri di beberapa cara darah mengalir yang mempercepat penyempitan, sehingga lebih besar aliran darah terdeteksi. Sebuah alat pengukur tekanan darah - tas kain berisi balon - adalah melilit lengan atas, sejajar dengan jantung. Sebuah tangan dipegang pompa balon mengembang sampai kolom merkuri mencapai sekitar 180 mmHg. (Catatan: tekanan darah adalah satu-satunya ukuran fisiologis yang tidak dikonversi ke dalam unit SI untuk tekanan) ini tekanan yang dilakukan pada lengan atas. Adalah cukup untuk menghalangi arteri brakialis sehingga tidak ada darah mengalir sehingga ada tidak ada suara. Stetoskop ditempatkan di atas arteri brakialis tepat di bawah manset. Pelepasan udara dalam manset secara perlahan sehingga menurunkan tekanan dan menyebabkan tinggi kolom merkuri jatuh.Ketika tekanan yang dihasilkan oleh ventrikel kiri saja melebihi menahan tekanan dalam manset lonjakan darah dipaksa melewati obstruksi; suara aliran, diproduksi dan terdeteksi melalui stetoskop. Tinggi kolom merkuri bertepatan dengan suara pertama adalah terdaftar sebagai tekanan sistolik. Seperti udara terus bocor dari tekanan manset jatuh lebih lanjut dan suara menjadi lebih teredam dan samar sampai akhirnya menghilang sama sekali. Titik di mana menghilangnya ini terjadi terdaftar sebagai tekanan diastolik. Prosedur ini dilakukan pada saat subjek istirahat. Ada kesulitan dalam mendeteksi suara yang tepat selama latihan, terutama maksimal tenaga di atas treadmill, karena asing suara yang dihasilkan dari peningkatan gerakan tubuh bagian atas. Dalam keadaan ini, tekanan sistolik dapat ditentukan dengan meraba denyut nadi radial. Sementara tekanan manset melebihi tekanan sistolik, denyut nadi radial tidak hadir, tetapi muncul kembali begitu tekanan sistolik melebihi dari manset. Hal ini mustahil untuk mendeteksi tekanan diastolik dengan metode ini.
B. Denyut Nadi.
Dalam kedokteran ,' Denyut Nadi satu merupakan sentuhan arteri palpasi dari detak jantung dengan jari terlatih. Denyut nadi dapat teraba di tempat yang memungkinkan suatu arteri untuk dimampatkan terhadap tulang , seperti di leher ( arteri karotid ), di pergelangan tangan ( arteri radialis ), di belakang lutut ( arteri poplitea ), di bagian dalam siku ( arteri brakialis ), dan dekat kaki bersama (arteri tibialis posterior). Denyut nadi juga dapat diukur dengan mendengarkan jantung berdenyut langsung ( auskultasi ), secara tradisional dengan menggunakan stetoskop .
C. Pernafasan.
Pernapasan adalah proses yang bergerak di udara masuk dan keluar dari paru-paru. Aerobik organisme membutuhkan oksigen untuk melepaskan energi melalui respirasi , dalam bentuk metabolisme energi kaya molekul seperti glukosa .
Sebagai contoh, saat berolahraga, tingkat karbondioksida dalam darah meningkat karena meningkatnya respirasi seluler oleh otot , yang mengaktifkan dan aorta badan karotis dan pusat respirasi, yang akhirnya menyebabkan tingkat yang lebih tinggi pada saat respirasi. Selama istirahat, tingkat karbon dioksida lebih rendah, sehingga pernapasan tingkat yang lebih rendah. Hal ini memastikan jumlah yang tepat oksigen yang dikirim ke otot dan organ tubuh lainnya. Adalah penting untuk menegaskan kembali bahwa itu adalah penumpukan karbondioksida membuat asam darah yang memunculkan kesulitan untuk napas karena kekurangan oksigen.
Bernapas adalah hanya satu proses yang memberikan oksigen untuk tempat yang membutuhkan dalam tubuh dan menghilangkan karbondioksida . Proses lain yang penting melibatkan gerakan darah oleh sistem peredaran darah. Pertukaran gas terjadi di paru alveoli oleh difusi pasif gas-gas antara gas alveolar dan darah di paru-paru kapiler . Setelah gas-gas terlarut berada dalam darah , maka jantung kekuatan aliran mereka ke seluruh tubuh (melalui sistem peredaran darah ). Istilah medis untuk bernafas santai normal eupnea. Selain melepas karbon dioksida , bernapas mengakibatkan hilangnya air dari tubuh. udara yang dihembuskan memiliki kelembaban relatif 100% karena air menyebar di permukaan lembab pada saat pernapasan didaerah alveoli.
F. Teknik Analisis Data.
Sesuai dengan banyaknya variabel dalam penelitian ini, maka instrumen yang digunakan terdiri dari tiga, yakni instrumen yang digunakan untuk mengukur data tentang recovery aktif, recovery pasif dan kadar enzim creatine kinase
Teknik analisa data dalam penelitian ini adalah dengan analisis varian (ANAVA) dua jalur, dilanjutkan dengan uji Tuckey dengan taraf signifikasi (α) 0.05 dan . (α) 0.01
G. Hipotesis Statistik.
Untuk keperluan pengujian hipotesis (Ho) maka dirumuskan hipotesis statistik, sebagai berikut :
1. Hipotesis Statistik Pertama.
Ho : ρy1 = O
H1 : ρy1 > O
2. Hipotesis Statistik Kedua.
Ho : ρy2= O
H1 : ρy2 > O
3. Hipotesis Statistik Ketiga.
Ho : Ry12= O
H1 : Ry12 > O

Keterangan :
Ho : Hipotesis Nol.
H1 : Hipotesis Alternatif.
ρy1 : Variabel X1 dengan Y
ρy2 : Variabel X2 dengan Y.
Ry12 : Variabel Ganda X1, X2 dengan Y.

1 komentar: