Sabtu, 12 Februari 2011

TIK jarak Jauh ( On-line)

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.
Pendidikan Jarak Jauh Berbasis Web Secara Online.
Bila kembali ke konsep dasar pada suatu sistem pendidikan tradisional yang dilakukan saat ini, para mahasiswa dan dosen bertemu pada suatu tempat dan waktu tertentu. Sistem pendidikan tradisional ini kelak akan bergeser kepada pendidikan jarak jauh dengan dilandasi bahwa agak sulit untuk mengumpulkan peserta kursus, training atau pendidikan pada satu waktu dan tempat tertentu sedangkan peserta tersebar di wilayah yang berbeda-beda dan pada dasarnya materi-materi yang seharusnya disampaikan di kelas, dapat diberikan tanpa kehadiran para mahasiswa dan dosen secara langsung di kelas.
Perkembangan teknologi informasi yang sangat pesat dewasa ini, khususnya perkembangan teknologi internet turut mendorong berkembangnya konsep pembelajaran jarak jauh ini. Ciri teknologi internet yang selalu dapat diakses kapan saja, dimana saja, multiuser serta menawarkan segala kemudahannya telah menjadikan internet suatu media yang sangat tepat bagi perkembangan pendidikan jarak jauh selanjutnya.
Penggunaan teknologi informasi dalam menunjang suatu sistem pendidikan jarak jauh harus diperhatikan dari bentuk pendidikan yang diberikan. Suatu kursus bahasa Inggris salah satunya, pada akhir perkuliahan mahasiswa dituntut untuk mempunyai reading dan listening skill yang baik, untuk itu medianya dapat berupa sound, gambar dan bentuk multimedia lainnya yang dapat di kirimkan melalui internet.
Bila dibatasi pada web based distance learning maka pengguna, dalam hal ini dosen dan mahasiswa memerlukan fasilitas internet untuk tetap menjaga konektivitas dengan pendidikan jarak jauh tersebut. Kemampuan mahasiswa untuk tetap menjaga konektivitas menentukan bagi kesinambungan suatu sistem pendidikan jarak jauh. Apabila kita umpamakan suatu pendidikan jarak jauh berbasis web sebagai suatu community maka di dalamnya harus dapat memfasilitasi bertemunya atau berinteraksinya mahasiswa dan dosen. Agak sulit memang untuk memindahkan apa yang biasa dilakukan oleh dosen di depan kelas kepada suatu bentuk web yang harus melibatkan interaksi berbagai komponen di dalamnya. Adanya sistem ini membuat mentalitas dosen dan mahasiswa harus berubah, perbedaan karakteristik dosen dalam mengajar tidak tampak dalam metode ini. Seperti layaknya sebuah perguruan tinggi, metode ini juga harus mampu memberikan informasi perkuliahan kepada mahasiswa. Informasi itu harus selalu dapat diakses oleh siswa dan dosen serta selalu diperbaharui setiap waktu. Informasi yang sering dibutuhkan itu berupa silabus kuliah, jadwal kuliah, pengumuman, siapa saja peserta kuliah, materi kuliah dan penilaian atas prestasi siswa.
Suatu pendidikan jarak jauh berbasis web antara lain harus memiliki unsur sebagai berikut :
1. Pusat kegiatan siswa; sebagai suatu community web based distance learning harus mampu menjadikan sarana ini sebagai tempat kegiatan mahasiswa, dimana mahasiswa dapat menambah kemampuan, membaca materi kuliah, mencari informasi dan sebagainya.
2. interaksi dalam grup; Para mahasiswa dapat berinteraksi satu sama lain untuk mendiskusikan materi-materi yang diberikan dosen. Dosen dapat hadir dalam group ini untuk memberikan sedikit ulasan tentang materi yang diberikannya.
3. Sistem administrasi mahasiswa; dimana para mahasiswa dapat melihat informasi mengenai status mahasiswa, prestasi mahasiswa dan sebagainya.
4. Pendalaman materi dan ujian; Biasanya dosen sering mengadakan quiz singkat dan tugas yang bertujuan untuk pendalaman dari apa yang telah diajarkan serta melakukan test pada akhir masa belajar. Hal ini juga harus dapat diantisipasi oleh web based distance learning.
5. Perpustakaan digital; Pada bagian ini, terdapat berbagai informasi kepustakaan, tidak terbatas pada buku tapi juga pada kepustakaan digital seperti suara, gambar dan sebagainya. Bagian ini bersifat sebagai penunjang dan berbentuk database.
6. Materi online diluar materi kuliah; Untuk menunjang perkuliahan, diperlukan juga bahan bacaan dari web lainnya. Karenanya pada bagian ini, dosen dan siswa dapat langsung terlibat untuk memberikan bahan lainnya untuk di publikasikan kepada mahasiswa lainnya melalui web.
Mewujudkan ide dan keinginan di atas dalam suatu bentuk realitas bukanlah suatu pekerjaan yang mudah tapi bila kita lihat ke negara lain yang telah lama mengembangkan web based distance learning, sudah banyak sekali institusi atau lembaga yang memanfaatkan metode ini. Bukan hanya skill yang dimiliki oleh para engineer yang diperlukan tapi juga berbagai kebijaksanaan dalam bidang pendidikan sangat mempengaruhi perkembangannya. Jika dilihat dari kesiapan sarana pendukung misalnya hardware maka agaknya hal ini tidak perlu diragukan lagi. Hanya satu yang selalu menjadi perhatian utama pengguna internet di Indonesia yaitu masalah bandwidth, tentunya dengan bandwidth yang terbatas ini mengurangi kenyamanan khususnya pada non text based material.
Prospek Pendidikan Secara Online di Indonesia. Karena pembatasan struktur budaya dan regulasi yang ada di Indonesia, maka pendidikan jarak jauh masih belum berkembang dengan pesat, namun tidak mustahil bahwa Indonesia harus mengikuti kecenderungan yang terjadi secara global ini. Di Indonesia, prospek pendidikan jarak jauh dengan sarana internet juga telah menjadi perhatian dari beberapa kalangan, baik dari dunia pendidikan maupun dunia teknologi informasi. Saat ini di Indonesia terdapat sekitar 75 universitas negeri dan 1200 universitas dan perguruan tinggi swasta di Indonesia, dengan total kurang lebih bisa mencapai 5 juta mahasiswa yang merupakan potensi pengguna internet.









BAB II
PEMBAHASAN

A. Apakah Pendidikan Jarak Jauh itu?
Ada banyak definisi yang menjelaskan konsep pendidikan jarak jauh. Salah satu diantaranya adalah definisi terbaru (2006) menurut Simonson, Smaldino, Albright & Zvacek. Mereka mendefinisikan pendidikan jarak jauh sebagai berikut:
Distance education is defined as institution-based formal education where the learning group is separated, and where interactive telecommunications systems are used to connect learners, resources, and instructors.
Definisi di atas menunjukkan bahwa pendidikan jarak jauh memilki ciri sebagai berikut:
• adanya lembaga formal yang menyelenggarakan program penididkan.
• kelompok peserta belajar terpisah dengan pengajar (isntruktur, tutor, dosen, guru, widyaiswara.
• Digunakannya sistem telekomunikasi untuk menghubungkan peserta belajar, sumber-sumber belajar, dan pengajar.

Sementara Hillary Perraton (1988), seperti dikutip oleh Schlosser dan Simonson (2006) mendefinisikan pendidikan jarak jauh secara lebih sederhana lagi sebagai beirkut:
Distance education is an educational process in which significant proportion of the teaching is conducted by someone removed in space and/or time from the learner.

Perreaton, hanya menjelaskan pendidikan jarak jauh sebagai proses pengajaran dimana sebagian besar proporsi pembelajarannya dilakukan oleh seseorang (pengajar) yang terpisah dengan peserta belajar baik dari sisi jarak maupun waktu. Definisi ini sangat generik, tidak menjelaskan secara operasional komponen-komponen yang harus ada dalam penyelenggaraan pendidikan jarak jauh. Definisi ini senada dengan definisi pendidikan jarak jauh menurut Desmond Keegan yang menyatakan bahwa, “Pendidikan jarak jauh adalah suatu metode pendidikan dimana antara peserta belajar dengan pengajarnya terpisah secara fisik.
Departemen Pendidikan Amerika Serikat, seperti dkutip oleh Schlosser dan Simonson (2006) mendefinisikan pendidikan jarak jauh sebagai berikut:
Distance education is the application of telecommunications and electronic devices which enable students and learners to receive instruction that originate from some distant location.

Departemen Pendidikan Amerika Secara eksplisit menyebutkan penerapan teknologi telekomunikasi dan segala bentuk peralatan elektronik yang memungkinkan siswa dan peserta belajar menerima pembelajaran yang aslinya dating dari lokasi yang terpisah/jauh. Definisi ini, masih mengambang. Artinya penggunaan teknologi telekomunikasi dan perlengkapan elektronik lain ditujukan hanya agar peserta belajar dapat menerima pembelajaran. Tidak secara eksplisit menjelaskan adanya lembaga yang menyelenggarakan, bahkan peserta belajarnyapun bisa siapa saja.

B. Apa Sajakah Karakteristik dan Komponen Pendidikan Jarak Jauh itu?
Adalah benar adanya bahwa komponen dan karakteristik adalah dua kata yang berbeda. Namun, sulit sekali memisahkan antara komponen sistem pendidikan jarak jauh dan karakteristiknya secara terpisah dalam penjelasannya. Karena ketika bicara komponen, maka akan secara langsung menjelaskan karakteristik dari pendidikan jarak jauh itu sendiri.
Dengan mengacu kepada beberapa definisi dari para ahli yang diungkapkan di atas, kita dapat mengidentifikasi komponen dan karakteristik dari pendidikan jarak jauh itu sendiri. Mari kita lihat satu persatu.
Greville Rumble (1989) seperti dikutip oleh Schlosser dan Simonson (2006), menyebutkan bahwa dalam pendidikan jarak jauh harus ada:
• siapa yang mengajar, yaitu guru, tutor, widyaiswara, dll;
• orang-orang yang belajar, yaitu satu atau lebih peserta belajar (siswa, mahasiswa, peserta diklat, dll);
• apa yang dipelajari, yaitu kurikulum, silabus dan mata ajar (mata kuliah, mata pelajaran, mata diklat, dll) sebagai dasar pengajar mengajarkan dan peserta belajar mempelajarinya;
• siapa yang menyelenggarakan, yaitu adanya lembaga yang mengelola pendidikan jarak jauh (merencanakan, melaksanakan, memonitor, mengevaluasi dan lain-lain);
• adanya kesepakatan kegiatan belajar, yaitu kontrak belajar yang menjelaskan apa yang harus dilakukan atau peran dan tanggung jawab baik antara peserta belajar dengan pengajar, peserta belajar dengan lembaga penyelenggara, maupun pengajar dengan penyelenggara.

Karakteristik pendidikan jarak jauh menurut Rumble ini disamping sekaligus menjelaskan komponen yang harus ada dalam pendidikan jarak jauh, juga menekankan salah satu hal yang sangat penting, yaitu adanya kontrak belajar. Semacam kesepakatan (akad) tentang apa yang harus dilakukan bersama dalam rangka menunjang terjadinya proses dan pencapaian hasil belajar yang optimal. Knowless () memang menjelaskan perlu adanya kontrak belajar sebagai konsekuensi dari diterapkannya sistem belajar mandiri dalam pendidikan jarak jauh.
Sementara itu, Desmond Keegan (1986) memaparkan lima karakteristik pendidikan jarak jauh, yaitu:
• terpisahnya antara peserta belajar dengan pengajar selama proses pembelajaran yang membedakannya dengan pembelajaran konvensional.
• dipengaruhi oleh organisasi atau lembaga penyelenggara baik dalam perencanaan dan persiapan bahan belajar maupun pemberian dukungan belajar bagi peserta belajar yang membedakannya dengan program pembelajaran privat.
• digunakannya media baik cetak, audio, video maupun computer untuk menyatukan antara peserta belajar dan pengajar maupun penyampaian materi pembelajaran.
• digunakannya komunikasi dua arah sehingga terjadi interaksi dan atau dialog yang intensif.
• ketidak perluan hadirnya peserta belajar selama proses pembelajaran sehingga pembelajaran terjadi secara mandiri walaupun tidak menutup kemungkinan adanya pertemuan pada waktu-waktu tertentu baik untuk tujuan pembelajaran maupun sosialisasi atau orientasi.

Jika mengacu pada karakteristik menurut Desmond seperti dijelaskan di atas, maka komponen pendidikan jarak jauh hamper sama dengan menurut Rumble, yaitu adanya peserta belajar, pengajar, bahan belajar, proses belajar, serta lembaga yang menyelenggarakan pendidikan jarak jauh. Sebagai konsekuensi keterpisahan jarak antara peserta belajar dan pengajar maka diperlukan media yang relevan, tentunya, (baik cetak, audio, video atau computer) dan teknologi yang memungkinkan terjadinya komunikasi dua arah.

C. Sistem Pendidikan Jarak Jauh.
Meskipun teknologi merupakan bagian integral dari pendidikan jarak jauh, namun program pendidikan harus fokus pada kebutuhan instruksional mahasiswa, dari pada teknologinya sendiri. Perlu juga untuk dipertimbangkan; umur, kultur, latar belakang sosioekonomi, interes, pengalaman, level pendidikan, dan terbiasa dengan metoda pendidikan jarak jauh. Faktor yang penting untuk keberhasilan sistem pendidikan jarak jauh adalah perhatian, percaya diri dosen, pengalaman, mudah menggunakan perlatan, kreatif menggunakan alat, dan menjalin interkasi dengan mahasiswa. Pada pembangunan sistem perlu diperhatikan tentang disain dan pengembangan sistem, interactivity, active learning, visual imagery, dan komunikasi yang efektif. Disain dan pengembangan sistem.
proses pengembangan instruksional untuk pendidikan jarak jauh, terdiri dari tahap perancangan, pengembangan, evaluasi, dan revisi. Dalam mendesain instruksi pendidikan jarak jauh yang efektif, harus diperhatikan, tidak saja tujuan, kebutuhan, dan karakteristik dosen dan mahasiswa, tetapi juga kebutuhan isi dan hambatan teknis yang mungkin terjadi. Revisi dilakukan berdasarkan masukan dari instruktur, spesialis pembuat isi, dan mahasiswa selama dalam proses berjalan.
Interactivity. Keberhasilan sistem pendidikan jarak jauh antara lain ditentukan oleh adanya interaksi antara dosen dan mahasiswa, antara mahasiswa dan lingkungan pendidikan, dan antara mahasiswa.
Active learning. Partisipasi aktif peserta pendidikan jarak jauh mempengaruhi cara bagaimana mereka berhubungan dengan materi yang akan dipelajari.
Visual imagery. Pembelajaran lewat televisi dapat memotivasi dan merangsang keinginan dalam proses pembelajaran. Namun jangan sampai terjadi distorsi karena adanya hiburan. Harus ada penseleksian antara informasi yang tidak berguna dengan yang berkualitas, menentukan mana yang layak dan tidak, mengidentifikasi penyimpangan, membedakan fakta dari yang bukan fakta, dan mengerti bagaimana teknologi dapat memberikan informasi berkualitas.
Komunikasi yang efektif. Desain instruksional dimulai dengan mengerti harapan pemakai, dan mengenal mereka sebagai individual yang mempunyai pandangan berbeda dengan perancang sistem. Dengan memahami keingingan pemakai maka dapat dibangun suatu komunikasi yang efektif.

D. Pendidikan Jarak Jauh Secara Online.
Perkembangan teknologi selalu mempunyai peran yang sangat tinggi dan ikut memberikan arah perkembangan dunia pendidikan. Dalam sejarah perkembangan pendidikan, teknologi informasi adalah bagian dari media yang digunakan untuk menyampaikan pesan ilmu pada orang banyak, mulai dari teknologi percetakan beberapa abad yang lalu, seperti buku yang dicetak, hingga media telekomunikasi seperti, suara yang direkam pada kaset, video, televisi, dan CD. Perkembangan teknologi informasi saat ini, Internet, mengarahkan sejarah teknologi pendidikan pada alur yang baru. Layanan online dalam pendidikan baik bergelar maupun tidak bergelar pada dasarnya adalah memberikan pelayanan pendidikan bagi pengguna (mahasiswa) dengan menggunakan internet sebagai media. Layanan online ini dapat terdiri dari berbagai tahapan dari proses program pendidikan seperti: pendaftaran, test masuk, pembayaran, perkuliahan, penugasan kasus, pembahasan kasus, ujian, penilaian, diskusi, pengumuman, dll. Pendidikan jarak jauh dapat memanfaatkan teknologi internet secara maksimal, dapat memberikan efektifitas dalam hal waktu, tempat dan bahkan meningkatkan kualitas pendidikan.
Faktor utama dalam Pendidikan jarak jauh secara online yang dikenal sebagai distance learning yang selama ini dianggap masalah adalah tidak adanya interaksi antara dosen dan mahasiswanya. Namun demikian, dengan media internet sangat dimungkinkan untuk melakukan interaksi antara dosen dan siswa baik dalam bentuk real time (waktu nyata) atau tidak. Dalam bentuk real time dapat dilakukan misalnya dalam suatu chatroom, interaksi langsung dengan real audio atau real video, dan online meeting. Yang tidak real time bisa dilakukan dengan mailing list, discussion group, newsgroup, dan buletin board. Dengan cara diatas interaksi dosen dan mahasiswa di kelas mungkin akan tergantikan walaupun tidak 100%. Bentuk-bentuk materi, ujian, kuis dan cara pendidikan lainnya dapat juga diimplementasikan ke dalam web, seperti materi dosen dibuat dalam bentuk presentasi di web dan dapat di download oleh siswa. Demikian pula dengan ujian dan kuis yang dibuat oleh dosen dapat pula dilakukan dengan cara yang sama. Penyelesaian administratif juga dapat diselesaikan langsung dalam satu proses registrasi saja, apalagi di dukung dengan metode pembayaran online.
Pendidikan jarak jauh secara online mengatasi keterbatasan yang ada pada jenis-jenis pendidikan jarak jauh yang lain (yang sebenarnya juga sudah sarat teknologi), yaitu pendidikan jarak jauh dengan satelit serta teknologi televisi. Pada kedua teknologi di atas, mahasiswa masih harus berjalan ke fasilitas-fasilitas pendidikannya; sedangkan peralatannya bersifat khusus dan mahal. Kini dengan pendidikan online lewat internet, mahasiswa dapat belajar sendiri dari rumah dengan peralatan komputer sendiri.



E. Prospek Pendidikan Secara Online di Indonesia.

Karena pembatasan struktur budaya dan regulasi yang ada di Indonesia, maka pendidikan jarak jauh masih belum berkembang dengan pesat, namun tidak mustahil bahwa Indonesia harus mengikuti kecenderungan yang terjadi secara global ini.
Di Indonesia, prospek pendidikan jarak jauh dengan sarana internet juga telah menjadi perhatian dari beberapa kalangan, baik dari dunia pendidikan maupun dunia teknologi informasi.
Saat ini di Indonesia terdapat sekitar 75 universitas negeri dan 1200 universitas dan perguruan tinggi swasta di Indonesia, dengan total kurang lebih bisa mencapai 5 juta mahasiswa yang merupakan potensi pengguna internet. Sedangkan di Universitas Brawijaya sendiri program distance learning tersebut sudah terlaksana sejak Maret 2002 yang merupakan sebuah proyek kerjasama antara Universitas Brawijaya dengan SOI - ASIA ( School Of Internet ) salah satu kerja proyek WIDE (Sebuah Organisasi Distance Learning Internasional ).
Dimulai pada tahun 1997 dengan mendirikan campus environment pada infrastruktur Internet yang memungkinkan mahasiswa belajar tanpa dibatasi oleh waktu dan tempat. Sampai sekarang, sekitar 700 mahasiswa terdaftar pada WIDE University termasuk dari universitas brawijaya, yang mana lebih dari setengahnya adalah orang dewasa yang berminat meneruskan pendidikan mereka melalui Internet. Pada WIDE University, lebih dari 800 jam kuliah tersedia melalui video archives, yang memungkinkan mahasiswa untuk belajar sendiri dengan bebas. Proyek SOI-Asia yang ditujukan untuk disumbangkan kepada pengembangan pendidikan tinggi di negara-negara Asia, didukung oleh Ministry of Economy, Trade and Industry (METI) dan CSL of Ministry of Public Management, Home Affairs, Posts and Telecommunications di Jepang dan JSAT corporation, bekerjasama dengan Asia SEED Institute, WIDE Project dan AI3 (Asian Initiatives of Internet Infrastructure) Project. SOI - ASIA di ikuti oleh beberapa Universitas terpilih di Asia Tenggara diantaranya : Chulalongkorn University (Thailand), Asian Institute of Technology (Thailand), National University of Laos (Laos), University of Computer Studies (Yangon), Brawijaya University (Indonesia), Sam Ratulangi University (Indonesia), Hasanuddin University (Indonesia), Institut Teknologi Bandung (Indonesia), Asian Youth Fellowship (Malaysia), Institute Of Information Technology (Vietnam).





















BAB III
KESIMPULAN

Sebagai kesimpulan, dengan mengacu pada beberapa pendapat pakar di atas, maka menurut penulis, komponen pendidikan jarak jauh dapat diidentifikasi dengan mengajukan enam (6) pertanyaan seperti berikut:
• Siapa yang menyelenggrakan? Artinya, adanya suatu organisasi atau lembaga penyelenggara yang mengelola (merencanakan, menyiapkan, melaksanakan, mengevaluasi dan memonitor) pendidikan jarak jauh. Penyelenggara dapat saja lembaga pendidikan konvensional yang menawarkan pendidikan jarak jauh atau lembaga yang secara khusus menyelenggarakan pendidikan jarak jauh.
• Siapa yang belajar dan membelajarkan? Artinya, adanya orang-orang yang mengikuti belajar dan memfasilitas pembelajaran pada program pendidikan jarak jauh tersebut, yaitu peserta belajar (bisa siswa, mahasiswa, peserta diklat, dll) dan pengajar (bisa dosen, guru, widyaiswara, tutor, dan lain-lain).
• Dimana dan kapan proses pembelajaran terjadi? Artinya, adanya proses pembelajaran yang terjadi secara terpisah baik dari sisi jarak, tempat dan atau waktu antara peserta belajar dengan pengajar. Walaupun dalam kondisi tertentu dapat saja terjadi pertemuan (konvensional) untuk keperluan pembelajaran maupun orientasi, sosialisasi dan lain-lain.
• Apa yang dipelajari? Artinya, adanya arah tujuan pembelajaran yang ingin dicapai beserta apa saja yang harus dipelajari dalam bentuk kurikulum, silabus atau turunannya yang lebih rinci dalam bentuk rencana pembelajaran dan lain-lain yang dirancang sesuai dengan prinsip desain pembelajaran.
• Bagaimana proses pembelajaran terjadi? Artinya ada proses pembelajaran yang berbeda dengan pembelajaran konvensional, sebagai konsekuensi dari keterpisahan jarak dan waktu antara peserta belajar dnegan pengajar. Dalam hal ini, pendidikan jarak jauh menerapkan sistem belajar mandiri yang memungkinkan peserta belajar dapat belajar secara luwes sesuai dengan kondisi dan kecepatan belajarnya masing-masing.
• Bagaimana komunikasi dan bahan belajar disampaikan? Sebagai konsekuensi terpisahnya jarak dan waktu antara peserta belajar dengan pengajar, maka digunakan teknologi telekomunikasi sebagai sarana komunikasi dan penyalur bahan belajar. Hal ini ditujukan agar proses komunikasi sebagai inti dari proses
pembelajaran dapat terjadi secara dua arah atau bahkan banyak arah (interaktif). Interaksi dapat terjadi secara bersamaan (sinkronous) mauopun asinkronous. Bahan belajar dalam bentuk obyek belajar (learning obyek) yang bersifat data, voice, video, maupun multimedia yang telah dirancang dengan menggunakan prinsip desain pembelajaran dapat dikemas dalam format cetak, audio, video, dan multimedia. Teknologi telekomunikasi yang digunakan, baik yang bersifat tradisional (seperti koresponden, modul cetak) maupun elektronik (seperti radio, televisi, dan internet) hendaknya tepat guna, menyesuaikan dengan karakteristik tujuan pembelajaran yang ingin dicapai, kondisi peserta belajar, ketersediaan dana dan fasilitas serta

Keberhasilan pendidikan jarak jauh ditunjang oleh adanya interaksi maksimal antara dosen dan mahasiswa, antara mahasiswa dengan berbagai fasilitas pendidikan, antara mahasiswa dengan mahasiswa lainnya, adanya pola pendidikan aktif dalam interaksi tersebut. Bila pendidikan bebasis pada web, maka diperlukan adanya pusat kegiatan mahasiswa, interaksi antar grup, administrasi penunjang sistem, pendalaman materi, ujian, perpustakan digital, dan materi online. Dari sisi Teknologi informasi; dunia Internet memungkinkan perombakan total konsep-konsep pendidikan yang selama ini berlaku. Teknologi informasi & telekomunikasi dengan murah & mudah akan menghilangkan batasan-batasan ruang & waktu yang selama ini membatasi dunia pendidikan. Beberapa konsekuensi logis yang terjadi antara lain adalah: (1) Mahasiswa dapat dengan mudah mengambil matakuliah dimanapun di dunia tanpa terbatas lagi pada batasan institusi & negara; (2) Mahasiswa dapat dengan mudah berguru pada orang-orang ahli / pakar di bidang yang diminatinya. Cukup banyak pakar di dunia ini yang dengan senang hati menjawab berbagai pertanyaan yang datang; (3) Kuliah bahkan dapat dengan mudah diambil di berbagai penjuru dunia tanpa tergantung pada universitas tempat si mahasiswa belajar. Artinya konsep universitas terbuka akan semakin membaur dalam universitas tradisional. Tinggal masalah akreditasi dari kuliah yang diambil di universitas di manca negara melalui Internet untuk di akui sebagai bagian dari kredit untuk kesarjanaannya di universitas lokal. Konsekuensi yang akan terjadi adalah pergeseran nilai-nilai kuliah yang tadinya sangat rigid & harus diambil di universitas lokal menjadi terbuka untuk diambil dari universitas lain di dunia.













DAFTAR PUSTAKA

Chaeruman.A.Uwes. E-Learaning dalam pendidikan jarak jauh, Pusat Teknologi Informasi dan Komunikasi Pendidikan Kementrian Pendidikan Nasional 2010
http://www.denpasarkota.go.id/main.php?act=i_opi&xid=14.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar